BLANTERVIO104

Hutan Mangrove Harus Menjadi Primadona Wisata Pesisir Pantai

Hutan Mangrove Harus Menjadi Primadona Wisata Pesisir Pantai
Thursday, August 3, 2023

 Mangrove : Pixabay

Pembukaan pariwisata di daerah pesisir terus digulirkan, khususnya daerah-daerah yang memiliki pantai. Seperti dicontohkan di Kota Padang, yang letak kotanya berdekatan dengan pantai. Beberapa pantai ternama seperti Muaro Lasak, Air manis, Caroline, carocok, dan masih banyak nama-nama lain tentunya sudah menjadi magnet tersendiri bagi pelancong untuk ber-rekreasi kesana. Tinggal nantinya bagaimana peran pemerintah mengelola tempat-tempat tersebut.

Pembukaan wisata pesisir pantai adalah cara jitu pemerintah dalam mengelola sumber daya pariwisatanya. Tidak hanya sumber daya pariwisata, masyarakat lokal juga ikut ambil bagian dalam hal ini. Karena secara ekonomi masyarakat lokal sudah terbantu dengan adanya pemekaran dan pengelolaan pariwisata ini.

Namun, kadangkala pengelolaan yang salah kaprah dan tidak tahu tempatnya membuat ekosistim yang ada dipantai tersebut menjadi terganggu. Seperti penebangan dan pengrusakan hutan mangrove atau bakau. Biasanya pengerusakan ini terjadi dipesisir pantai manapun, alasannya cukup sederhana, hanya untuk membuka lahan wisata dan alasan lain. Hutan mangrove berfungsi untuk mencegah terjadinya intrusi air laut kedaratan, abrasi dan erosi dan manfaat lainnya. Namun karena kurangnya kesadaran masyarakat dan kurangnya pengawasan dari pemerintah setempat hal itu terjadi.


Pohon mangrove membutuhkan waktu lima tahun untuk tumbuh menjadi pohon dewasa. Tumbuhan mangrove akan tumbuh dengan baik jika berada di lahan yang memiliki sistem air terbuka ke laut lepas dimana pergantian air laut dapat terjadi setiap hari atau secara reguler sehingga akar tumbuhan tersebut mendapatkan air yang “baru” setiap harinya.

Pixabay

Mengenai hutan mangrove, sebenarnya jika masyarakat lebih berfikiran terbuka, mangrove bisa dijadikan objek wisata. seperti di Kawasan ekowisata hutan bakau Maron Edupark di Tugu semarang jawa Tengah pengunjung dimanjakan dengan hutan bakau yang asri, serta gumparan birunya laut. Hal ini karena kawasan tersebut begitu disiplin dan kreatif dalam mengelola pariwisatanya. Dengan membuatkan sebuah jembatan melintasi hijaunya hutan mangrove dan birunya laut kawasan ini menjadi bukti bahwa hutan bakau bukan pengganggu wisatawan.

Kenapa wilayah pesisir Sumatera Barat ini tidak mencontoh kawasan ini. Harusnya sebelum ada kebijakan pemekaran pemerintah harus membuat aturan-aturan yang akan diterapkan guna untuk menjaga ekosistem yang ada dikawasan tersebut. Dan harus ada sanksi yang tegas bagi oknum yang melanggar. Dan juga harus lebih jeli membuat sebuah planing perencanaan pembangunan infrastruktur didalam maket.

Segala sesuatu harus diperhitungkan agar tidak merusak ekosistim dan keindahan kawasan tersebut. Dan juga masyarakatnya harus di alokasi secara teratur agar nantinya kawasan tersebut mempunyai nilai jual yang tinggi. Serta yang lebih penting lagi pemerintah harus menghimbau masyarakatnya untuk peduli akan lingkungan. Agar nantinya Sumatera Barat menjadi primadona pariwisata yang indah kelak.

Share This Article :
Ramatama

TAMBAHKAN KOMENTAR

5242540319146397609